Berita Kampus
IAI Ibrahimy Situbondo Alih Status Jadi
Universitas!
Rating: 1 -
out of 5stars
05
Februari 2018 0 Komentar
Penulis: Zaenul Fauzan
Penulis: Zaenul Fauzan
Sabtu,
3 Februari 2018, Presiden Joko Widodo menghadiri Haul Majemuk Masyayikh di
Pondok Pesantren Salafiyah Safi’yah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur. Tak hanya
berkunjung, namun kedatangan Presiden ke sini adalah untuk merestui perubahan
status Institut Agama Islam Ibrahimy, menjadi Universitas Ibrahimy Situbondo.
“Saya
ingin menandatangani prasasti perubahan status Institut Agama Islam Ibrahimy
menjadi Universitas Ibrahimy di Situbondo,” kata Presiden Joko Widodo
sebagaimana dilansir dari Antaranews.
Sebagai
informasi Universitas Ibrahimy didirikan pada tanggal 14 Maret 1968 oleh Pondok
Pesantren Salafiyah Syafi`iyah Sukorejo Situbondo, lalu pada 1988 nama itu
berubah menjadi Institut Agama Islam Ibrahimy dan selanjutnya akan kembali
berubah menjadi Universitas Ibrahimy dengan 3 fakultas.
“Dan
setelah pulang, saya perintahkan segera Menteri Ristekdikti segera membuat
surat keputusan Menristekdikti mengenai Universitas Ibrahimy selambat-lambatnya
akhir bulan Februari ini, saya minta akhir bulan ini semua selesai,” tambah
Presiden.
Salah
satu tokoh ponpes tersebut adalah almarhum KH Raden As`ad Syamsul Arifin yang
dianugerahi gelar pahlawan nasional pada 2016. Ia merupakan putra ulama besar
Madura, KH Syamsul Arifin, juga pendiri Nahdlatul Ulama (NU).
“Saya
masih ingat tahun 2016 yang lalu almarhum popo KH Raden As`ad Syamsul Arifin
dianugerahi gelar pahlawan nasional, sebuah gelar yang memang sangat pantas
diberikan kepada beliau terutama jika kita ingat perjuangan beliau, jika kita
ingat pengorbanan beliau, jika kita mendalami kembali pemikiran-pemikiran
beliau di Nusantara dan untuk bangsa negara kita Indonesia,” tambah Presiden.
Presiden
mengaku ingin datang langsung ke Ponpes Salafiyah Safi`iyah itu karena saya
ingin merasakan dan melihat langsung melihat langsung para santri yang mewarisi
semangat dakwah dan kebangsaan KH Raden As`ad Syamsul Arifin.
“Dalam
banyak kesempatan saya selalu bercerita bagaimana dunia Islam mengagumi
Indonesia, dunia mengagumi Indonesia karena meski kita merupakan negara ddengan
penduduk muslim terbesar di dunia tapi kita juga adalah bangsa yang sangat
beragam, sangat majemuk, sangat bermacam-macam,” ungkap Presiden.
Presiden
pun sedikit menjelaskan perjalanannya ke Afghanistan pada 29 Januari 2018 lalu.
“Belum
lama ini saya pulang kunjungan dari Afganistan, orang bilang `Pak Jokowi kok
gak takut ya?` Ya takut tapi ini bukan urusan takut, tapi ini urusan membangun
ukuwah kita, kita juga ingin membangun perdamaian umat, membangun ukuwah
basariah kita ke negara-negara lain,” tambah Presiden.
Ia pun
meminta agar para kyai dan santri Ponpes Salafiyah Safi`iyah ikut menjaga
nilai-nilai kerukunan.
“Saya
mohon yang mulia para ulama, kyai, santri terutama Ponpes Salafiyah Safi`iyah
Sukorejo agar kita selalu menyemai nilai-nilai kerukunan dan mempraktikkannya
karena sudah menjadi kondrat kita bangsa Indonesia hidup dalam kemajemukan,
keberagaman,” tegas Presiden.
Hadir juga
dalam acara tersebut Ibu Negara Iriana Joko Widodo; anak bungsu Presiden;
Kaesang Pangarep; Ketua PPP Romahurmuziy; Menteri Sekretariat Negara Pratikno;
Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofjan Djalil; Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan
para pengasus Ponpes Salafiyah Safi`iyah.
Sumber:
Antaranews.
Komentar
Posting Komentar